Tips ini hanya berdasarkan teori, mungkin di lapangan bisa
berbeda seiring dengan perkembangan IT. tapi mudah mudahan dapat
menghindari kejadian yg tidak diinginkan.

Maraknya kejadian pembobolan rekening melalui eksploitasi kelemahan
sistem layanan ATM dan juga SMS serta Internet banking meninjukkan
semakin canggihnya para penjahat cyber. Pihak perbankan harus memiliki
sistem pengamanan yang kuat dan terus ditingkatkan kemampuannya dari
waktu ke waktu untuk antisipasi berbagai jenis upaya kejahatan yang
terus berubah dan berkembang.
Meskipun demikian, agar terhindar dari tindak kriminal, diperlukan
juga peran aktif nasabah. Karena di dalam dunia keamanan dikenal istilah
“your security is my security”. Semua pihak harus melakukan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman bahwa di dalam pemanfaatan berbagai macam
layanan yang berbasis teknologi, selain memudahkan juga terdapat resiko
yang harus diwaspadai. Berikut ini adalah 7 kiat untuk menghindari aksi
pembobolan rekening ini:
1. Tak Kenal Maka Tak Sayang
Kenali layanan yang digunakan dan cermati bagaimana cara kerja
teknologinya serta pahami aturan serta prosedur yang diterapkan terutama
di dalam aspek pengamanan. Bank memiliki banyak produk dan layanan,
sudah sepatutnya nasabah memahami dan dapat membedakan karakteristiknya.
Contoh layanan SMS/mobile banking dan Internet banking pada prinsipnya
adalah perluasan dari layanan ATM namun dengan fitur yang lebih terbatas
dibandingkan ATM. Artinya, tidak semua fitur yang tersedia diATM
(misalnya ganti PIN) bisa digunakan pula di SMS/mobile banking atau
Internet banking.
Nasabah juga perlu mengetahui, bahwa untuk dapat menggunakan
SMS/mobile banking dan Internet banking, terlebih dahulu harus memiliki
kartu ATM dan PIN yang nanti akan digunakan untuk aktivasi/mendaftar.
Bila nasabah telah paham kondisi ini, maka ybs. dapat memilih untuk
menggunakan atau tidak menggunakan layanan tersebut sesuai kebutuhannya.
Sebab tidak semua orang memanfaatkan online banking bahkan kartu ATM
pun belum tentu digunakan. Sementara sebagian bank, terutamayang sudah
online seolah menerapkan keharusan setiap nasabah untuk memiliki kartu
ATM.
Setelah memahami karakteristik layanan, maka selanjutnya nasabah juga
perlu mengetahui cara kerja teknologi yang bekerja di balik layanan
tersebut. Edukasi semacam ini seharusnya menjadi tanggung jawab bank dan
atau pihak penyedia teknologi seperti misalnya operator selular dan
provider Internet. Yang paling penting di dalam edukasi ini adalah untuk
menanamkan pemahaman dan disiplin kepada nasabah prosedur pemanfaatan
layanan dan teknologi yang benar, mengenali kelemahannya dan juga
sekaligus tata cara pengamanannya. Dengan memahami resiko, nasabah akan
lebih waspada.
Yang paling penting bagi nasabah adalah, tidak ada keharusan untuk
memanfaatkan semua layanan, fitur dan teknologi yang itawarkan.
Sesuaikan dengan kebutuhan anda, manakah yang paling mudah (dikuasai)
dan paling nyaman untuk digunakan di dalam menunjang aktivitas
transaksi.
*) catatan: anda punya pilihan untuk memilih bank dan jenis
produk layanannya yang paling sesuai dengan kebutuhan. Semua bank masih
tetap memiliki layanan teller konvensional dan punya cabang hingga ke
pelosok, terutama beberapa bank nasional maupun bank daerah milik
pemerintah.
2. Mengetahui Jenis Kartu Transaksi
Khusus untuk layanan yang menggunakan kartu sebagai media, ATM,
debit, voucher elektronik, kartu kredit, dlsb. perlu diketahui jenis
kartu yang dipakai. Pada prinsipnya saat ini ada 2 jenis kartu yaitu:
Magnetic stripe card, mengikuti standar ISO/IEC untuk ukuran, bentuk,
karakteristik bahan magnetik yang digunakan,penempatan jalur pita
magnetik, hingga format penyimpanan data. Prinsipnya kartu jenis ini
menyimpan data di dalam pita magnetik yang kemudian dapat dibaca ulang
menggunakan alat yang memiliki head pembaca seperti di dalam perangkat
tape recorder, dengan cara digesekkan. Masyarakat awam menyebut jenis
kartu ini dengan istilah “kartu gesek” atau “swipe card”.
Cara kerja teknologi magnetic stripe card pada dasarnya adalah
seperti ini: pada saat digesek itulah isi data pita magnetik dibaca,
dikirim, diterjemahkan dan diolah pemroses di sisi pusat untuk memeriksa
identitas pemegang kartu, validitas dari kartu itu sendiri dan juga
keabsahan transaksinya. Proses ini terjadi secara real time dan harus
online apabila unit pembaca dan pemrosesnya terpisah.
Kartu magnetik digunakan luas oleh masyarakat untuk berbagai macam
keperluan, mulai dari kartu identitas karyawan/mahasiswa/pelajar, SIM
hingga kartu akses kamar hotel dlsb. bukan hanya untuk kartu ATM/debit
atau kartu kredit. Sehingga perangkat pembaca (reader/skimmer), maupun
untuk menulis (recorder) serta aneka software untuk enkripsi/dekripsi
data dijual bebas di pasaran. Bukan hal yang luar biasa apabila terjadi
penggandaan kartu ATM karena perangkatnya tersedia dan tidakmemerlukan
keterampilan yang khusus untuk melakukannya. Apalagi teknologi ini sudah
digunakan selama sekitar 20 tahun sehingga berbagai macam kelemahan
telah diketahui luas dan karenanya sudah sepatutnya mulai digantikan
dengan teknologi lainnya yang lebih maju dan aman.
Kartu dengan teknologi baru adalah jenis chip/smart card. Bentuknya
seperti yang digunakan pada telepon selular (GSM/CDMA SIM/RUIM card).
Ukuran dan formatnya diatur oleh standar internasional (ISO). Chip
tersebut bisa berfungsi sebagai memori saja maupun juga sebagai
mikroprocessor atau sekaligus keduanya. Pada dasarnya adalah sistem
komputer dalam satu chip yang ditanamkan pada kartu plastik. Cara
kerjanya dapat melalui kontak langsung dengan cara ditancapkan maupun
secara nirkabel, cukup ditempelkan dari jarak dekat pada mesin pembaca
atau kombinasi keduanya (hybrid) dan dapat digabungkan dengan teknologi
lainnya seperti RFID maupun biometric system.
Biasanya chip card ini juga masih dipasang magnetic stripe untuk
kebutuhan backward compatibility (kompatibilitas mundur), terutama untuk
aplikasi di sektor perbankan. Karena belum semua jaringan layanan
perbankan seperti mesin ATM, EDC telah memiliki kemampuan pembacaan dan
pengolahan smart card. Sehingga magnetic stripe tetap dipasang di kartu
yang sama sebagai backup.
Kelebihan smart card terutama adalah kemampuan pengolahan transaksi
secara offline. Artinya tidak harus terkoneksi real time ke server atau
pengolah pusat. Ini dimungkinkan karena seluruh data pada dasarnya telah
ditanamkan di dalam chip, bukan hanya identitas tetapi juga termasuk
besarnya saldo atau dana yang tersedia. Bahkan dimungkinkan melakukan
transaksi langsung dari user ke user tanpa melalui bank. Sehingga kartu
jenis ini dapat digunakan untuk beberapa fungsi sekaligus misalnya saja
sebagai kartu ATM/debit dan juga sebagai kartu kredit dan voucher
sekaligus, jadi praktis.
Smart card juga relatif lebih aman dibanding pendahulunya. Karena
memiliki kemampuan processing sendiri selain sebagai memori, maka
relatif lebih sulit digandakan dibandingkan jenis kartu magnetic stripe
yang bersifat hanya sebagai memori saja. Perlu peralatan khusus untuk
mencetak smart card yang harganya jauh lebih mahal dan oleh vendor hanya
disediakan dalam jumlah terbatas.
Maka demi keamanan, gunakan hanya kartu chip. Kalau bank belum
memberikan kartu chip, Anda harus minta ganti dan jangan menggunakan
untuk transaksi sebelum diganti. Aturan Bank Indonesia (BI), sejak
Januari 2010 untuk kartu kredit yang boleh digunakan hanya kartu jenis
chip.
*) catatan: eksploitasi celah kelemahan smart card juga sudah
banyak terjadi dan ada banyak kasus dilaporkan. Misalnya penggandaan
chip dan pemindai jarak jauh untuk smart card berbasis teknologi RFID
(kartu voucher yang ditempelkan pada mesin EDC). Sehingga beberapa
layanan mulai membuat kombinasi sistem keamanan ganda tidak hanya
berbasis PIN dan password melainkan juga biometrik (sidik jari, retina
dlsb.). Tapi masalahnya adalah biaya dan kerumitan implementasinya.
3. Perlindungan Kartu Secara Fisik
Kalau kartu anda dapat digunakan pada jaringan internasional, maka
biasanya akan memiliki kode 3 angka (CVV2) di belakang kartu Anda.
Kecuali untuk otorisasi transaksi online, kode CVV2 tidak akan pernah
digunakan. Tutup 3 angka di belakang kartu dengan sticker, cellotape
yang tidak transparan. Untuk transaksi konvensional di mesin ATM,
counter EDC merchant kode CVV2 juga tidak diperlukan. Apabila kartu
rusak, terlipat, patah ataupun hilang, segera lakukan pemblokiran dan
minta pengganti. Catat nomor telepon hotline, customer service, fax dan
alamat resmi bank penerbit kartu. Gandakan catatan ini pada beberapa
tempat yang berbeda namun mudah diakses pada saat genting.
Untuk melindungi kartu jenis RFID (misalnya voucher pra bayar
elektronik), saat ini di pasaran banyak dijual casing (seperti
jaket/sleeve) anti pemindai. Di kalangan underground banyak dijual
peralatan ini (pemindai RFID) dengan harga murah dan bahkan cukup mudah
dibuat sendiri (homebrew).
4. Manajemen PIN dan Password
Langkah pengamanan sendiri (self protection) yang perlu dilakukan
adalah mengganti PIN ATM, kartu debit/kredit, SMS/mobile banking dan
password Internet banking anda sesering mungkin. Parameter sederhana
untuk penggantian PIN dan password adalah misalnya ketika anda cukur
rambut atau ganti kaos kaki (yang mulai bau), atau ganti sikat gigi
(karena sudah mulai kusut) atau tiap kali cek tekanan roda kendaraan,
itulah saatnya mengganti PIN. Di stasiun pompa bensin biasanya ada mesin
ATM dananda bisa mengganti PIN ketika sedang melakukan transaksi
pembelian BBM.
Selain itu simpanlah PIN di tempat aman dan sandikan catatan itu
dengan cara anda sendiri (misalnya dengan menyisipkan angka tambahan),
sehingga orang lain tidak mudah menebak PIN anda. Sedang untuk password,
sebaiknya gunakan kombinasi alfanumerik dan karakter spesial apabila
diijinkan oleh sistem. Gunakan frasa panjang (lebih dari 8 karakter)
yang tidak mudah dimengerti maknanya secara harfiah. Yang terakhir,
jangan pernah memberitahukan PIN dan password kepada siapapun termasuk
kepada petugas bank dengan alasan apapun. Karena itu pintu masuk
segalanya.
Musuh utama masalah keamanan adalah perilaku (behaviour) manusia itu
sendiri, kebiasaan buruk yang diabaikan (permisif). Sebagian besar
insiden terjadi akibat eksploitasi kelemahan secara sosial, sehingga
tekniknya disebut dengan social engineering (rekayasa sosial). Modus
penipuan mengaku undian berhadiah atau petugas bank yang sedang
melakukan perawatan atau orang yang mengakupetugas bank dan memberikan
bantuan adalah contoh rekayasa sosial tersebut.
*) catatan: manusia punya kelemahan dalam mengingat sejumlah
besar PIN dan password, apalagi harus diganti secara periodik. Anda
dapat menggunakan software komputer yang disebut password manager untuk
mengelola aneka PIN dan password serta erubahannya tanpa harus
menghapalkan satu per satu. Software tersebut yang akan melakukan
perubahan periodik terhadap password anda bahkan tanpa anda sendiri
mengetahui/hapal isi passwordnya. Sehingga teknik social engineering tak
akan mudah memperdaya anda. Anda cukup menghapal satu kata kunci
pembuka sandi software itu saja. Data hasil penyimpanan disandikan,
sehingga walaupun bisa diambil orang lain, tetap saja tidak bisa dibaca
secara telanjang. Dengan software ini anda dapat menyimpan dan
mengamankan data di tempat yang terpisah untuk memudahkan anda
mengaksesnya dan untuk menghindari single point of failure. Misalnya,
bila anda hanya menyimpan data PIN dan password di HP atau notebook,
maka ada kemungkinan masalah bila justru media itu yang hilang. Dengan
software ini anda dapat menyimpan data di sejumlah tempat dan bisa
diakses dari manapun, di Internet misalnya.
5. Tidak Mudah Percaya dan Lakukan Cross Check
Jangan pernah memberikan informasi PIN, password dan data pribadi
yang biasa digunakan untuk otorisasi perbankan kepada siapapun dengan
alasan apapun termasuk pada customer service bank. Data pribadi seperti
misalnya nama gadis ibu kandung dan lainnya, walaupun bukan informasi
yang rahasia, namun oleh bank selalu dijadikan kata kunci otentikasi
identitas nasabah. Oleh karena itu, sebaiknya informasi tersebut
diindungi, tidak mudah diberikan kepada siapapun. Kecuali memang yakin
bahwa itu prosedur yang harus dilalui, misalnya ketika melaporkan
kehilangan kartu.
Oleh karena itu sangat penting bagi nasabah untuk memahami detail
setiap aspek layanan sehingga bisa membedakan manakah prosedur
sesungguhnya dan yang ternyata adalah jebakan. Sekarang banyak sekali
pihak ketiga (misalnya perusahaan asuransi) dengan alasan ada kerja sama
dengan pihak bank penerbit kartu, menawarkan produknya secara
telemarketing dan anda dimintamemberikan informasi pribadi tertentu
dengan alasan untuk keperluan otentikasi. Resikonya, apabila ternyata
bukan telemarketing tetapi dari sindikat pelaku fraud yang mencoba
mengkorek data dan informasi pribadi, anda tidak pernah tahu dan seolah
diposisikan tidak bisa melakukan cross check dalam situasi ini. Lebih
bijaksana bersikap tidak mudah percaya dan tetap cross check.
Berhati-hati apabila menerima tawaran dari telemarketing, karena
biasanya persetujuan yang anda berikan akan diterjemahkan sebagai
kesediaan untuk melakukan auto debet terhadap account anda. Ini
berbahaya, lebih baik bila kurang yakin, anda meminta waktu untuk
melakukan konfirmasi kepada bank penerbit apakah benar pihak bank punya
kerjasama dengan pihak telemarketing tersebut dan bagaimana aturan main
serta risikonya. Atau tolak tawaran (telemarketing) itu. Kalau anda
tertarik, cukup anda tanyakan kepada petugs telemarketing tsb. nama
produk dan siapa penyelenggaranya. Selanjutnya anda sendiri bisa
inisiatif yang menghubungi penyelenggara jasa itu dan meminta untuk
dilayani. Cara ini lebih aman, lakukan cross check, walau ini perlu
partisipasi aktif anda.
Banyak modus kejahatan melakukan eksploitasi psikologis (bagian dari
social engineering), seperti di dalam tawaran telemarketing atau undian
berhadiah. Manusiawi apabila untuk sesaat seseorang akan merasakan
euforia ketika diberikan ucapan selamat karena mendapatkan hadiah besar.
Tetapi harus tetap waspada dan selalu melakukan cross check walaupun
biasanya pelaku akan menekan dengan cara memberikan ancaman halus berupa
batas waktu. Sesungguhnya anda tetap punya waktu untuk melakukan cross
check. Demikian juga dengan modus penipuan lain, seperti misalnya berita
darurat (sanak keluarga memerlukan tindakan medis segera) ataupun
perintah misterius dari seseorang yang mengaku sebagai petugas/aparat
keamanan. Informasi pribadi milik anda bisa saja digunakan untuk
memperdaya orang terdekat anda atau sebaliknya. Siapapun akan mengalami
kepanikan apabila ada kabar orang terdekat dalam kondisi kritis, apalagi
si pemberi kabar mampu meyakinkan memberikan data-data pribadi yang
sangat akurat, sehingga lalai untuk melakukan cross check.
Hal lain yang perlu anda pahami adalah, tidak selalu informasi
pribadi itu akan digunakan untuk suatu tujuan jahat seperti penipuan
dengan berbagai macam modus yang telah dipaparkan di atas. Di dalam
dunia underground economy (pasar gelap di Internet), informasi pribadi
seseorang adalah komoditas yang sangat diminati dan dapat
diperjualbelikan. Motif yang pertama adalah untuk data marketing. Di
dunia nyata, biaya survey market sangatlah mahal dan seringkali harus
memberikan kompensasi pada responden. Maka, data informasi profile
responden sangatlah berharga. Bila ada yang menjual dengan harga murah,
itu bisa menjadi suatu penghematan besar. Motif yang kedua adalah
sebagai media bagi jenis kejahatan yang lain, seperti misalnya spammer –
perusahaan marketing online yang selalu haus alamat email baru untuk
disebarkan unsolicited mail, brosur dan aneka penawaran sampah.
Ataupun digunakan para bot master untuk menyebarkan malware, menginfeksi
komputer anda dengan trojan dan menggunakannya sebagai pasukan (bersama
ratusan, ribuan komputer lain yang terinfeksi) bots untuk menyerang
pihak lain. Di dunia cyber crime, seorang bot master (attacker) bisa
disewa untuk melakukan serangan terhadap pihak lain. Dan mereka
memanfaatkan komputer anda tanpa disadari. Motif yang ketiga, informasi
rahasia anda digunakan untuk tujuan pemalsuan identitas.
Kesimpulannya, jangan mudah percaya dengan permintaan data pribadi.
Baik itu melalui permintaan off line, via telepon/telemarketing maupun
ketika anda sedang online di Internet. Selalu lakukan cross check dan
apabila anda ragu, lebih baik tinggalkan. Keamanan informasi pribadi
anda lebih penting dan berharga apabila dibandingkan aneka tawaran yang
mungkin diberikan kepada anda.
*) catatan: bank menerapkan suatu teknik pengamanan yang disebut
dengan psuedo security, yaitu serangkaian prosedur yang seolah merupakan
pengamanan padahal sebenarnya bukan. Prosedur itu diadakan untuk
menciptakan rasa aman semu bagi awam, baik itu nasabah maupun manajemen
bank itu sendiri. Misalnya, informasi pribadi yang seolah adalah rahasia
dan karenanya dijadikan basis data untuk otorisasi seperti nama gadis
ibu kandung. Pada prinsipnya nama gadis ibu kandung bukanlah informasi
yang rahasia, karena tentu saja banyak orang yang telah mengetahuinya.
Sehingga kalau ada yang berniat jahat, bisa saja mengumpulkan informasi
tersebut dan merangkainya sedemikian rupa untuk digunakan mengelabui
customer service bank (misalnya via phone banking). Kelemahan psuedo
security inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan fraud,
misalnya dengan kedok undian berhadiah atau mengaku sebagai customer
service bank, mitra asuransi dlsb. Istilah lain yang mirip dan sangat
dikenal di dalam dunia kemanan informasi adalah prinsip security through
obscurity. Alasan bank menerapkan pengamanan semu adalah justru demi
untuk kenyamanan nasabah, sebab bila sistem pengamanan yang sesungguhnya
diterapkan maka akan menyulitkan. Bila pengamanan makin ketat maka tingkat kenyamanan dan kemudahan layanan akan semakin menurun.
6. Berhati-hati Saat Bertransaksi
Modus kejahatan skimming sebenarnya tidak hanya dilakukan di mesin
ATM, namun juga terjadi pada transaksi di mesin EDC counter merchant.
Bahkan modus ini relatif lebih mudah dilakukan pelaku bila dibandingkan
dengan ATM skimmer karena tidak diperlukan kamera pengintip. Beberapa
kasus sudah pernah terbongkar sebelumnya. Pilih merchant yang anda
yakini benar reputasinya.
Awasi terus keberadaan kartu anda ketika berada di counter merchant,
jangan biarkan kartu dibawa kemana-mana dan digesek ke mesin EDC yang
berbeda berkali-kali. Lebih baik anda membatalkan transaksi, tidak usah
menandatangani apapun dan laporkan ke bank penerbit apabila curiga
dengan kondisi di suatu counter merchant. Kalau memungkinkan periksa
kondisi mesin EDC, apakah nampak ada perangkat tambahan atau sambungan
kabel tambahan yang mencurigakan. Tapi ini perlu sedikit pemahaman
teknis, pengguna awam tentu akan sulit membedakan. Namun aksi anda yang
seolah tahu kondisi mesin EDC itu mungkin bisa mencegah pelaku dan
mengurungkan niatnya.
Patut untuk diingat, begitu kartu digesekkan ke mesin EDC, maka semua
informasi penting di dalam magnetic stripe akan tercatat oleh mesin EDC
dan sebagian bahkan akan di print out. Seperti nama, nomor kartu dan
tanggal masa berlaku (kadang kala tanggal mulai menggunakan). Seseorang
tidak perlu punya ingatan super untuk menghapal deretan kode angka yang
tertera di kartu. Kalau andalengah cukup banyak waktu bisa digunakan
pelaku untuk mencatat informasi itu atau dengan teknik sederhana
menggosok deretan angka yang menonjol (embossed) pada kartu dengan
kepingan uang logam pada kertas karbon nota pembelanjaan yang selalu
tersedia di meja kasir (thrasing). Bahkan mereka bisa saling kerja sama
misalnya berdua, satu orang sengaja mengalihkan perhatian anda
dansatunya yang membawa kartu mencatat atau bahkan menggesekkan kartu
anda ke mesin skimming yang tidak terlihat. Maka sebaiknya anda berusaha
terus mengawasi transaksi tersebut.
Selalu berhati-hati dan harus melakukan pemeriksaan berulang terhadap
transaksi dan mencari tahu terlebih dahulu kredibilitas merchant,
ketika anda memutuskan untuk melakukan transaksi online di Internet.
Perhatikan pula produk yang dijual, apakah benar memiliki kualitas
seperti yang dijanjikan ataukah hanya tipuan? Sebaiknya hanya lakukan
transaksi di situs yang sudah terkenal dan diketahui reputasinya. Selain
lebih meyakinkan, kualitas barang yang ditawarkan pun sesuai.
Banyak sekali situs transaksi online yang tidak kredibel, untuk
menjebak konsumen dan mendapatkan informasi kartu kreditnya. Situs
transaksi online yang kredibel biasanya memiliki referensi dari pihak
ketiga, ada jaminan transaksi pada pelanggan (seperti asuransi, sistem
tracking pengiriman barang, garansi). Periksa semua referensi, apakah
benar ada atau ternyata hanya tipuan. Lakukan pencarian dengan search
engine apakah ditemukan keluhan mengenai situs transaksi tersebut.
Selalu gunakan kartu kredit atau kartu debit yang paling rendah
limitnya ketika melakukan transaksi online, untuk antisipasi seandainya
terjadi fraud. Atau yang lebih bijaksana, gunakan layanan online payment
(e-money) pihak ketiga seperti paypal untuk menghindari transaksi
langsung menggunakan kartu kredit. Anda dapat mengisikan dana dari kartu
kredit ke layanan uang elektronik dalam jumlah yang terbatas sehingga
aman dari upaya pembobolan. Selanjutnya untuk transaksi dengan merchant
online dilakukan dengan pembayaran melalui e-money ini. Merchant yang
bisa menerima pembayaran dengan e-money punya kredibilitas yang
meyakinkan karena dipercaya provider e-money.
Namun bila tetap tidak yakin dengan keamanan kartu kredit dan
informasi pribadi anda, sebenarnya masih ada alternatif lain untuk
transaksi online, yaitu dengan menggunakan metode pembayaran wire
transfer. Cara ini lebih meyakinkan walaupun lebih lama prosesnya dan
anda harus menyediakan uang tunai serta tidak bisa menikmati manfaat
pembayaran tunda serta fasilitas cicilan tetap yang banyak ditawarkan
oleh kartu kredit. Wire transfer juga bisa digunakan untuk mengisi
e-money.
*) catatan: perlu diketahui, tidak semua mesin EDC di counter
merchant berasal dari bank, atau tidak dalam pengendalian dan pengawasan
bank sepenuhnya. Mesin EDC itu mungkin saja disediakan oleh pihak
ketiga (vendor outsourcing, perusahaan payment gateway dlsb. Bahkan
seperti mesin ATM ada pula yang menyewakan). Akibatnya sangat mungkin
terjadi penyimpangan mesin EDC.
7. Sadar Lingkungan Transaksi
Ketika anda akan bertransaksi di mesin ATM, hal pertama yang harus
anda lakukan adalah mencari mesin ATM yang sekiranya aman. Pilihlah
mesin ATM yang berada di tempat terbuka dan selalu ramai dikunjungi dan
selalu diawasi keamanannya, misalnya di pusat perbelanjaan. Hindari
mesin ATM yang berada di lokasi yang terpencil, gelap, sepi dan tanpa
penjagaan atau pengawasan.
Kalau anda sedang terburu-buru, tidak sempat memeriksa kondisi mesin
ATM maka langkah paling aman adalah menggunakan outlet yang ada di bank
itu sendiri. Setiap kantor cabang, biasanya kini telah menyediakan mesin
ATM yang relatif terjaga kondisinya karena ada petugas keamanan 24 jam
(walaupun perlu dipahami bahwa tugas petugas keamanan sebenarnya bukan
mengamankan mesinATM, melainkan menjaga kantor cabang – mesin ATM
termasuk properti kantor tsb.).
Periksalah kondisi mesin ATM. Perhatikan mulut lubang card reader,
apakah ada bekas lem, tempelan atau benda lain yang mencurigakan (karena
tidak seharusnya berada di situ). Untuk memastikannya, goyangkan
sedikit apabila ada benda asing di sekitar mesin ATM (misalnya kotak
pengumuman yang ada di samping mesin ATM), celah di sekitar mesin atau
di atap, untuk memeriksa apakah tidak ada peralatan tersembunyi di
dalamnya, misalnya kamera. Pastikan mulut lubang card reader ATM telah
dilindungi dengan tutup anti skimmer. Cermati apa papan tombol numerik
(keyboard) telah dilindungi dengan penutup. Bila tidak yakin, ketika
memasukkan PIN, lindungi dan tutupi tangan anda sehingga sulit diintip.
Periksa pula apa tidak ada benda lain yang menutupi keyboard, karena
pelaku skimmer bisa saja memasang bantalan tambahan yang menyerupai
keyboard dan berfungsi sebagai keylogger (perekam keyboard). Bila anda
tidak yakin dengan prosedur ini, setiap saat anda bisa
meninggalkan mesin ATM tersebut dan mencari lokasi lain yang lebih
terjamin keamanannya.
Jangan pernah percaya dengan tawaran bantuan dari orang di sekitar
mesin ATM termasuk itu yang mengaku sebagai satpam atau petugas bank.
Apabila anda mengalami kesulitan, lebih baik telepon customer service
bank dan biarlah masalah anda diatasi oleh mereka – itu sebabnya mengapa
anda harus memiliki catatan nomor kontak resmi bank. Jangan pernah
percaya informasi dari orang lain di sekitar mesin ATM atau stiker yang
seolah menunjukkan nomor kontak resmi bank, karena bisa saja ternyata
bukan dan ini adalah jebakan pelaku fraud. Bila kartu anda tersangkut di
mesin ATM, maka tinggalkan saja tanpa melakukan apapun kecuali langsung
menghubungi CS bank segera diblokir dan meminta kartu baru. Ingat,
dalam prosedur pelaporan ini anda tidak akan diminta menyebut nomor PIN.
Bila CS atau yang mengaku CS bank menanyakan PIN, tutup saja
teleponnya. Jika anda merasa mengalami penipuan ataupun kejanggalan,
lebih baik laporkan kepada bank atau apabila anda telah menderita suatu
kerugian, laporkan kepada kepolisian terdekat.
Kewaspadaan yang sama harus anda terapkan ketika menggunakan Internet
banking. Syarat utama yang harus dipenuhi adalah memastikan bahwa
terminal akses yang anda gunakan aman. Gunakan selalu terminal akses
milik anda sendiri (misalnya laptop) yang anda yakini kemanannya. Bila
anda menggunakan terminal akses publik (misalnya di warnet, di kampus,
di kantor) atau milik orang lain maka pastikan bahwa terminal tersebut
bersih dari virus, trojan dan aplikasi berbahaya seperti key logger.
Anda harus melakukan hard booting terlebih dahulu sebelum bertransaksi
untuk menghapus sejumlah program jahat yang mungkin residen di memori
(misalnya key logger) dan melakukan scan menyeluruh dengan anti virus
serta anti malware terbaru (sejumlah aplikasi tools pemeriksa ini bisa
anda pasang di sebuah media penyimpan USB portabel). Proses ini perlu
waktu.
Anda juga harus membiasakan akses dengan menggunakan browser yang
aman atau menggunakan aplikasi browser portabel milik anda sendiri.
Beberapa layanan Internet banking sudah menyediakan keyboard virtual
pada halaman web sehingga anda tidak perlu memasukkan satu huruf atau
angka pun dari keyboard komputer. Cara ini lebih aman, namun ternyata
belum semua bank menerapkan.Anda juga harus dapat mengenali model
penipuan menggunakan teknik phising dan bagaimana cara menghindarinya
serta disiplin untuk tidak mengaktifkan opsi fitur otomatis merekam
username dan password. Setiap kali selesai melakukan transaksi, hapus
pula cookies dan cache.
Tidak cukup sampai di situ, anda juga harus memastikan keamanan
saluran akses yang digunakan. Bertransaksi Internet banking menggunakan
layanan WiFi (wireless) di sebuah cafe adalah contoh yang sangat tidak
dianjurkan. Karena layanan WiFi sangat rawan penyadapan dan teknik ini
terlalu mudah untuk dilakukan. Bisa jadi seorang pengguna laptop yang
ada di seberang meja anda itulahattacker yang sedang menyadap semua
informasi penting dari laptop anda dan mencatat transaksi Internet
banking anda termasuk username, password bahkan algoritma token bank.
Perlu anda ketahui, walaupun sudah menggunakan pengaman token, namun
bukan berarti algoritma kunci dari tools ini tidak dapat didekripsi oleh
pelaku kejahatan. Dengan teknik tertentu token dapat dibobol dan
diduplikasi dengan menggunakan software tools pembongkar algoritma.
Menggunakan terminal yang bersih dan diyakini keamanannya serta saluran
fixed (kabel) private saatmelakukan transaksi melalui Internet banking
adalah pilihan yang paling bijaksana.
Terakhir, menggunakan layanan SMS/mobile banking adalah jenis
transaksi yang paling tidak aman karena hanya mengandalkan otentikasi
berdasarkan nomor HP dan PIN. Tidak ada cara pengamanan tambahan
misalnya koneksi yang terenkripsi, metode otentikasi tambahan dan
pemakaian token atau one time access code. Anda perlu mengetahui bahwa
nomor HP (di Indonesia hampir semua operator menggunakan SIM/RUIM card)
dapat dengan mudah digandakan (cloning). Sedang PIN dapat dengan
diperoleh misalnya melalui social engineering. Maka, bila anda masih
bisa melakukan transaksi dengan cara lain, tidak selalu dalam kondisi
mobile, tidak harus melakukan transaksi segera, gunakanlah cara lain,
hindari menggunakan fasilitas dan fitur serta layanan SMS/mobile
banking. Bahkan mungkin saja anda tidak perlu mengaktifkan layanan ini
apabila memang tidak memerlukannya.
Ketika anda secara intensif memanfaatkan teknologi untuk
memfasilitasi dan mempermudah aktivitas kehidupan sehari-hari, maka
sadarilah bahwa anda juga harus memahami resiko yang menyertai dan
memahami bagaimana cara meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.
Perilaku waspada dan sadar resiko itu menjadi tanggung jawab dan peran
anda dalam upaya pengamanan. Karena, your security is my security. Bukan
hanya menjadi urusan bank, pemerintah dan penyedia layanan.
Pihak Bank Indonesia, industri perbankan, aparat keamanan dan
pemerintah mempunyai kewajiban dan tanggung jawab kepada masyarakat
untuk secara berkelanjutan memberikan edukasi mengenal jenis layanan
yang memanfaatkan teknologi, karakteristik, aturan main dan resiko yang
mungkin saja terjadi. Kampanye semacam ini dapat mematikan niat dan
modus pelaku kejahatan.