Anak SD Bikin Pendeteksi Gempa Dari Kaleng Bekas
Gempa sering terjadi tidak terduga
seperti yang melanda wilayah Sumatera pada Rabu (11/4/2012). Hal itu
memberi inspirasi bagi SD Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur, membuat alat
deteksi gempa dengan memanfaatkan kaleng bekas.
Alat itu bisa dipasang di
pintu rumah dan sirine akan berbunyi saat terjadi gempa. Ini memudahkan
pemantauan gempa, terutama bila terjadi malam hari. "Namanya Omplong
Gempa," kata Nevinda Yogastyawan, siswa kelas V SD Muhammadiyah Gresik,
Sabtu (14/4/2012) di Gresik.
Bahan Omplong Gempa terdiri dari bekas
kaleng susu, sirine DC, baterai, kabel, bandulan, mur, magnet, kayu,
tang, gergaji, paku, dan cat. Bagian atas kaleng dilubangi dengan paku.
Kawat yang terhubung dengan bandulan magnet dimasukkan ke lubang
tersebu. Baterai 9 volt sirine kaleng dan bandulan disambungkan.
Omplong
Gempa diletakkan di atas pintu rumah atau tempat yang jauh dari
embusan angin. Saat terjadi gempa secara otomatis semua benda yang
tergantung seperti lampu, pigura, jam dinding, akan bergoyang termasuk
Omplong Gempa. Goyangan gempa mengakibatkan bandulan Omplong Gempa
bergoyang dan bandulan yang mengandung magnet akan menempel pada
dinding kaleng dari besi.
Akibatnya arus listrik dari baterai akan tersambung sehingga sirine bunyi terus-menerus. Sirine berhenti berbunyi jika bandulan dipisahkan dari kaleng.
Akibatnya arus listrik dari baterai akan tersambung sehingga sirine bunyi terus-menerus. Sirine berhenti berbunyi jika bandulan dipisahkan dari kaleng.
Nevinda menyebutkan, biaya pembuatan
alat tersebut secara total menghabiskan biaya Rp 50.000. Kepala SD
Muhammadiyah Gresik, Ichwan Arif mengatakan, alat itu akan
disempurnakan. Untuk sementara cukup sebagai pembelajaran siswa tentang
terjadinya gempa dan bagaimana mendeteksi gempa.
Selain deteksi gempa SD Muhammadiyah Gresik juga membuat alat deteksi puting beliung. Kedua alat tersebut akan diikutsertakan lomba sains di Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment